pengertian alqur'an
1.
jelaskan pendapat tentang
pengertian al-qur’an secara bahasa: Mahmuz, ghoiru mahmuz, isim murtajal!
jawab:
a.
mahmuz
·
Al-Zajjaj,pengarang kitab
ma’anil qur’an berpendapat bahwa lafal al-qur’an itu berhamzah, berwazan fu’lan
dan di ambil dari kata al-qor’u, yang
artinya penghimpunan. hal ini di sebabkan al-qur’an merupakan kitab suci yang
menghimpun intisari ajaran-ajaran dari kitab suci sebelumnya.
·
Al-Lihyani, seorang ahli
bahasa berpendapat bahwa lafal alqur’an itu berhamzah, bentuknya masdar dan diambil dari kata qara’a, yang
artinya membaca. hanya saja lafal alqur’an ini menurut al-lihyani adalah masdar
bi ma’na isim maf’ul . jadi qur’an artinya maqru’ (di baca).
b.
ghoiru mahmuz
·
al farra’, seorang ahli
bahasa yang terkenal , pengarang kitab ma’anil qur’an , tidak menggunakan
hamzah dan di ambil dari kata qarain, jamak dari qarinah yang artinya indikator
(petunjuk).
·
al-asy’ari seorang ahli
ilmu kalam berpendapat bahwa lafal alqur’an tidak menggunakan hamzah dan di
ambil dari kata qarana, yang artinya menggabungkan, hal ini disebabkan surat
surat dan ayat ayat alqur’an dihimpun dan digabungkan dalam satu mushaf.
c.
isim murtajal
·
Imam Asy-Syafi’i berpendirian bahwa lafal Al-Qur’an itu
diambil dari isim murtajal, yaitu isim
yang sejak mula diciptakannya sudah berupa isim alam (nama), yakni nama dari
kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan selalu disertai dengan alif lam ata al. Jadi
bukan isim mahmuz, dan ghoiru mahmuz.
2.
jelaskan dan bedakan
pengertian alqur’an menurut istilah ulama ushul fiqih, bahasa dan ulama ilmu
kalam!
a.
ulama ushul fiqih: Kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dalam bahasa Arab yang
dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawattir, membacanya merupakan
ibadah, tertulis dalam mushaf; dimulai dengan surat Fatihah dan ditutup dengan
surat An-Nas. Jadi al-Qur’an adalah firman Allah yang turun dengan
bahasa Arab yang mana dengan membacanya kita akan mendapatkan pahala, al-Qur’an
diturunkan secara berangsur-angsur kepada nabi besar Muhammad Saw untuk umatnya
melalui jibril, yang sekarang sudah tertulis dalam mushaf.
b.
ulama bahasa : Kalam Allah
yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad, yang lafadzh-lafadzhnya mengandung
mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, ditunkan secara mutawatir dan
ditulis pada mushaf mulai surat Al-Fatihah [1] sampai akhir surat An-Nas [114].
c.
ulama ilmu kalam : Menurut
beberapa ulama ilmu kalam, al-Kitab ialah al-Qur’an yang ditulis dalam
mushaf-mushaf dan telah dihafal oleh umat Islam sejak masa hidupnya Rasulullah
sampai masa sekarang. Ada juga ulama
lain yang menambahi bahwa,al-Qur’an adalah kalam azali yang berdiri pada dzat
Allah yang senantiasa bergerak (tak pernah diam) dan tak pernah ditimpa sesuatu
bencana.
3.
jelaskan pengertian wahyu
(secara etimologis dan terminologis) dan proses penurunan wahyu dari allah swt
kepada malaikat kemudian kepada rasul!
menurut bahasa wahyu adalah: memberitahukan
sesuatu dengan cara yang samar dan cepat.
menurut istilah (terminologis) adalah: pemberitahuan
Allah SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hamba-Nya mengenai beberapa
petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak diberitahukannya tetapi dengan cara
yang tidak biasa bagi manusia, baik dengan perantaraan atau tidak dengan
perantaraan.
penurunan wahyu dari allah ke malaikat:
a.
Al-Qur’an
turun sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia pada malam Qadar, kemudian
secara berangsur-angsur oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW
selama 23 tahun atau 25 tahun atau 20 tahun. Perbedaan masa lamanya ini timbul
bersumber dari penetapan berapa lamanya Nabi bermukim di Makkah setelah
diangkat jadi Rasul.
b.
Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfizh ke langit
dunia setiap malam Qadar, kemudian secara berangsur-angsur diturunkan oleh
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW selama kurun
waktu 20 tahun atau 23 tahun dan atau 25 tahun.
c.
Al-Qur’an turun ke langit dunia sekaligus,
sedangkan turunnya kepada Nabi Muhammad SAW secara
berangsur-angsur dalam kurun waktu tersebut di atas.
penurunan wahyu dari malaikat ke
rasul:
Melalui Jibril,
malaikat pembawa wahyu dan hal ini berbagai macam cara sebagai berikut :a.
Datang kepadanya suara seperti dentingan lonceng dan suara yang amat kuat yang
mempengaruhi faktor-faktor kesadaran, sehingga ia dengan segala kekuatannya
siap menerima pengaruh itu. Cara ini yang paling berat bagi Rasul.b. Malaikat
menjelma kepada Rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk manusia. Cara ini
lebih ringan daripada cara sebelumnya.c. Malaikat mengilhamkan sesuatu kepada
Nabi, Cara ini hampir sama dengan yang pertama dan yang kedua di atas.d. Bahwa
Malaikat menjelmakan dirinya kepada Rasul dalam bentuk yang asli.2. Tanpa
melalui perantara, di antaranya ialah mimpi yang benar dalam tidur atau Allah SWT langsung berbicara kepada Nabi seperti waktu Nabi
Muhammad SAW melaksanakan Isra’ Mi’raj.
4.
jelaskan tentang nuzulul
qur’an!
nuzulul qur’an terdiri dari dua kata, yakni
nuzul dan alqur’an. kata nazala dalam bahasa arab artinya “meluncur dari tempat
yang tinggi ke tempat yag rendah”.menurut istilah adalah alqur’an
yang diturunkan secara berangsur angsur berupa beberapa ayat dari sebuah surat
atau berupa sebuah surat yang pendek secara lengkap. adapun penyampaian
alqur’an secara keseluruhan memakan waktu lebih kurang 23 tahun, yakni 13 tahun
ketika nabi masih tinggal di mekah sebelum hijrah dan 10 tahun ketika nabi
sesudah hijrah ke madinah.
alqur’anul karim diturunkan oleh allah swt
dalam 3 fase
a.
nuzulul qur’an ke lauhul
mahfudz
b.
nuzulul qur’an ke bait
al-izzah fi as-sama’ ad-Dunya
c.
nuzulul qur’an diturunkan
kepada nabi muhammad saw
5.
jelaskan tentang penulisan
alqur’an pada zaman nabi saw, penghimpunan alqur’an pada zaman abu bakar ra dan
kodifikasi alqur’an pada zaman usman ra, dan dejarah pemberian titik dan
harakat pada mushaf!
a.
penulisan alqur’an pada
zaman nabi muhammad saw
setiap
kali setelah menerima wahyu,rasulullah memanggil beberapa sahabat dan
memerintahkan salah seorang diantara mereka untuk memerintahkannya. mereka
disebut sebagai kuttab alwahyi, diantaranya khalifah empat,zaid bin tsabit,
muawiyah bin abi sufyan, dll. pola pengumpulan alqur’an pada masa itu di tulis
dalam pelepah kurma, batu batu yang tipis, tulang unta, lalu rasulullah
menyuruh para penulis untuk di letakkan
di surat yang di sebutkan oleh rasullah.pengumpulan al-qur’an pada masa
rasulullah saw mempunyai keistimewaan tersendiri yaitu disusun berdasarkan
ayat-ayat sedangkan susunan suratnya terdapat perbedaan pendapat di kalangan
ulama, alqur’an pada masa rasulullah belum terkumpul menjadi satu
mushaf,sebagian yang di tulis pada masa rasulullah di mansukh
(dihapus)bacaannya, tetapi masih tertulis sampai rasulullah wafat.
b.
penulisan alqur’an pada
masa abu bakar as-shidiq.
setelah
rasulullah wafat, sebagian bangsa arab banyak yang murtad. melihat situasi ini
abu bakar mengirim pasukan tentara untuk memerangi mereka. para sahabat yang
hafal al-qur’an ikut bergabung dalam pasukan ini. banyak sahabat yang ahli baca
al-qur’an dan hafal di luar kepala menjadi korban.maka dari kejadian itu, abu
bakar khawatir banyak ayat dan ssurat al-qur’an juga ikut hilang.abu bakar
tidak henti-hentinyamengajak zaid bin tsabit untuk mengumpulkan
alqur’ankemudian zaid bin tsabit mengurutkan al-qur’an dan mengumpulkan dari
pelepah kurma dan lempengan batu serta mencocokkan dengan orang orang yang
hafal al-qur’an. metode pengumpulan pada
masa abu bakar adalah dengan menggunakan metode zaid yang mempunyai 4 prinsip.
Ø apa
yang di tulis di hadapan rasulullah
Ø apa
yang dihaflkan oleh sahabat
Ø tidak
menerima sesuatu dari yang ditulis sebelum disaksikan oleh 2 orang saksi
Ø tidak
menerima hafalan dari sahabat kecuali apa yang telah mereka terima dari
rasulullah saw.
pada masa abu bakar alqur’an di beri
sebutan yaitu mushaf.
c.
kodifikasi al-qur’an pada
zaman khalifah usman ra.
Dari berbagai riwayat menyebutkan bahwa penyimpanan shuhuf-ahuhuf itu
dipegang oleh khalifah, namun setelah khalifah Umar bin khathab wafat,
shuhuf-shuhuf itu tidak disimpan oleh Utsman sebagai khlafah berikutnya, tetapi
dipegang oleh Hafsah. Karena beliau adalah istri Rasul dan anak khalifah Umar,
beliau juga sosok yang pandai membaca dan menulis.
Pada masa khalifah Utsman bin affan terjadi perbedaan bacaan (qira’at)
diantara umat islam yang mengakibatkan perselisihan yang hebat diantara mereka.
Diriwayatkan oleh Ibnu Atsir dalam kitab Al-Kamil, tentang sebab-sebab
terjadinya perselisihan qira’at Al-Qur’an. Bahwa penduduk Himash yang mengambil
qira’at dari Al-Miqdad, menganggap qira’at mereka lebih baik dari
qira’at–qira’at yang lain. Begitu juga yang dilakukan oleh penduduk Damaskus
dan Kufah yang mengambil qira’at dari Abdullah bin Mas’ud. Sementara penduduk
Bashrah memegang teguh qira’at yang mereka terima dari Abu Musa Al-Asy’ary.
Maka dibetuklah suatu tim penulisan Al-Qur’an yang diketuai oleh Zaid bin
Tsabit, dengan beranggotakan antara lain Abdullah bin Zubaeir, Sa’ad bin Ash
dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam. Yang bertugas untuk membukkukan
Al-Qur’an, yakni menyalin lembaran-lembaran Al-Qur’an pada masa khalifah Abu
Bakar yang dipegang oleh Hafsah binti Umar untuk dijadikan mushaf.
d.
sejarah pemberian titik
dan harakat pada mushaf
orang-orang
Islam non-arab ('ajamy) merasa kesulitan untuk membaca Alqur'an yang pada waktu
itu masih masih 'kosong'. Tentu saja kesulitan ini memaksa para pemimpin untuk
mencari solusi guna menjaga keutuhan Alqur'an, Di ceritakan bahwa yang pertama
kali mendapatkan ide tanda baca terhadap Al-Qur’an adalah Ziyad bin Abihi salah
seorang gubernur yang diangkat oelh Muawiyah bin Abi Sufiyan untuk wilayah
Basrah (45-53 H). Kisah munculnya ide itu diawali ketika Muawiyah menulis surat
kepadanya agar mengutus putranya Ubaidillah, untuk menghadapnya, Muawiyah
terkejut bahwa anak muda itu banyak melakukan kesalahan dalam bahasa pembicaraannya,
Muawiyah mengirim surat teguran kepada Ziyad. Lalu Ziyad mengirim surat kepada
Abu Aswad Adwali dengan pernyataan bahwa sesungguhnya orang-orang non Arab itu
semakin banyak telah merusak bahasa orang-orang Arab, maka cobalah anda
melakukan suatu hal untuk memperbaiki bahsa orang itu dan membuat meraka
membaca Al-Qur’an dengan benar, kemudian Abu Aswad menolak permintaan Ziyad.
penyempurnaan alqur’an dengan menggunakan titik-titik, baru dikerjakan pada
masa khalifah Marwan bin Hakam, yang dipelopori oleh Abu Al-Aswad Ad-Duali.
Dilanjutkan dengan menggunakan tanda (syakal atau harakat) yang di
pelopori oleh Hajjaj bin Yusuf. Dan berikutnya penyempurnaan dengan tanda
waqaf, marka’ dan sebagainya.
6.
jelaskan tentang ayat dan
surat makiyah dan madaniyah, dan sebutkan pula ciri khasnya
a.
ayat dan surat makiyah
adalah ayat atau surat yang turun sebelum nabi hijrah.
b.
ayat dan surat madaniyah
adalah ayat atau surat yang turun setelah nabi hijrah.
ciri ayat
makiyah:
-Didalamnya teerdapat ayat
sajdah.
-Terdapat lafal kalla.
- Dimulai dengan seruan yaa ayyuhan naasu
-Terdapat lafal kalla.
- Dimulai dengan seruan yaa ayyuhan naasu
-Ayat-ayatnya dimulai
dengan huruf At Tahajji (terpotong-potong) seperti alif lam mim dan sebagainya
-Ayat-ayatnya mengandung
tema kisah para Nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah.
-Terdapat kisah Nabi Adam
dan Iblis, kecuali surat Al-Baqarah [2].
ciri ayat madaniyah:
-Mangandung katentuan-ketentuan farai’dh dan hadd
- Didalamnya terdapat sindiran terhadap
kaum munafik, kecuali surat Al-Ankabut
-mengandung tentang perdebatan ahli
kitab
-terdapat kalimat ya ayyuhal ladzina
aamanu
7.
jelaskan tentang asbab an
nuzul dengan berbagai modelnya!
asbabun nuzul adalah peristiwa yang
melatarbelakangi pada saat turunnya alqur’an.
model nuzulul qur’an:
Tingkatan
dan derajat pewahyuan dan nuzul al-Qur’an: Sebagaimana segala sesuatu memiliki
empat hal dan jenis wujud. Wujud lisan (lafzi), wujud tulisan (kitabi),
wujud mental (dzihn) dan wujud luaran (ain), wahyu juga demikian adanya
memiliki empat jenis wujud.
a.
Wujud tulisan (kitabi) al-Qur’an adalah yang lahir dan tampak.
b.
Wujud lisan (lafzi) adalah bacaan para pembaca yang dipelajari dari para
maksum dan malaikat kepada masyarakat umum.
c.
Wujud mental (dzihn) dan ilmiah al-Qur’an terbagi dua: Sebuah wujud pada
lauh nafs, sebuah wujud yang turun dari alam amr (perintah) kepada Rasulullah
Saw sesuai dengan perintah Allah Swt. Atau makna-makna ghaib tatkala dibaca
yang disampaikan ke hati pembaca;
d.
Wujud luaran ('ain) al-Qur’an secara global (ijmal) dimana keaslian
al-Qur’an dan hakikatnya bersumber dari Allah Swt.
8.
model tafsir al qur’an
bisa dibagi menjadi 2, yaitu tafsir bil ma’tsur dan bir ra’yi. pendekatan yang
dipakai ada tahlili , ijma’i, dan madhu’i.disamping itu materi penafsiran nya
bermacam macam , antara lain tafsir lughowi, tafsir ilmi, tafsir isyari, dan
tafsir al fuqaha. jelaskan!
Ø tafsir
bil-ma’tsur adalah penjelasan terhadap makna ayat dengan (memanfaatkan) apa
yang dikemukakan (allah) dalam al-qur’an, as-sunah, maupun pernyataan para
sahabat ra (atsar). tafsir bil-ma’tsur adalah satu model tafsir yang paling
utama dan tertinggi kedudukannya(dibanding model tafsir lainnya). karena dalam
menafsirkan al-qur’an menggunakan kalam allah sendiri, perkataan rasul, dan
pernyataan para sahabat.karena allah lebih mengetahui maksudnya, perkataan
rasul (hadis) adalah penjelas bagi kalam allah, dan para sahabat adalah
orang-orang yang menyaksikan turunnya ayat, mereka juga fasih berbicara .
Ø Tafsir bil ra’yi ialah pejelasan-penjelasan
yang bersendi kepada ijtihad dan akal, berpegang kepada kaidah-kaidah bahasa
dan adat istiadatorang arab dalam mempergunakan bahasanya. dalil hukum yang ditujukan, serta problema penafsiran asbab an nuzul, nasikh wa mansukh, dan
sebagainya.
Ø metode
tahlili
tafsir tahlili dengan suatu metode tafsir yang bermaksud
menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dari seluruh aspeknya. Dan menerangkan makna-makna yang tercakup didalamnya
sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat-ayat
tersebut. Dan beliau juga menguraikan bahwa bahwa penjelasan makna
tersebut bisa tentang makna kata, penjelasan umumnya, susunan kalimatnya, asbab
al-nuzulnya.
Ø metode ijmali
Tafsir ijmaliy adalah penafsiran Al-Quran yang dilakukan
dengan cara mengemukakan isi kandungan Al-Quran melalui pembahasan yang
bersifat umum( global ), tanpa uraian apalagi pembahasan yang panjang dan
luas, juga tidak dilakukan secara rinci. Keterangan lain menyebutkan bahwa
metode tafsir ijmali berarti menafsirkan ayat Al-Quran yang dilengkapi
dengan penjelasan yang mengatakan bahwa sistematika penulisannya
adalah menurut urutan ayat dalam mushaf Al-Quran dengan bahasa yang populer,
mudah dipahami, enak dibaca dan mencakup.
Ø metode maudhu’i
menjelaskan ayat-ayatyang terhimpun dalam satu tema dengan
memperhatikan urutan tertib turunnya ayat tersebut, sebab turunnya, korelasi
antara satu ayat dengan ayat yang lain dan hal-hal lain yang dapat membantu
memahami ayat lalu menganalisnaya secara cermat dan menyeluruh.
Ø tafsir lughowi
model penafsirannya yang lebih menekankan aspek kebahasaan,
kaidah dan sastranya, untuk menerangkan arti atau maksud ayat.
Ø tafsir ilmi
yaitu model penafsiran yang menggunakan hukum pikir ilmiah,
sehingga model penafsirannya ini menggunakan persyaratan ilmiah jika
menafsirkan Al qur’an
Ø tafsir isyari
yaitu model tafsir yang
penjelasannya diambil dari takwil ayat-ayat Al qur’an yang isinya tidak sesuai
dengan teks ayat, sehingga yang dikutip hanya teks ayat atau isyarat,
berdasarkan pengalaman suluknya.
Ø tafsir fuqaha
yaitu model penafsirannya
yang menerangkan hukum-hukum yang di istinbatkan dari hukum syara’.
Komentar
Posting Komentar