Gambaran Neraka dalam Surah Al Mulk ayat 6-11 (Kajian Stilistika)

Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang merupakan sebuah Mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi akhir jaman Muhammad. Tidak ada yang menandingi keindahan bahasa Al qur’an dan keindahan ketika kita melantunkan Al qur’an. Banyak orang yang hatinya bergetar jika di bacakan ayat-ayat Al qur’an, sehingga kemudian dia mendapatkan risalah kebenaran. Al qur’an adalah satu-satunya kitab yang terjaga keasliannya walau telah diturunkan 14 abad yang lalu akan tetapi tetap terjaga dalam satu bahasa dan satu huruf yang terangkai didalamnya.
Di dalam Al-Quran banyak dimuat tentang ayat-ayat tentang surga dan neraka. Neraka adalah tempat penyiksaan bagi mahluk Allah yang membangkang. Mereka adalah orang-orang yang membangkang terhadap syariat Allah dan mengingkari Rasulullah saw. Kata neraka sering disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an dan jumlahnya sangat banyak sekali. Sedangkan surga adalah tempat bagi makhluk Allah yang berbuat dan beramal baik serta mematuhi perintah Allah SWT.
Ayat tentang penggambaran neraka dalam surah al-Mulk menjelaskan tentang neraka yang dihuni oleh orang-orang yang kafir kepada Allah dan menceritakan tentang keadaan siksaan di neraka.
Berbicara mengenai keindahan Al-Quran , dalam surah al –Mulk ini  terdapat keindahan dari lafadz itu seendiri maupun maknanya. Misalnya akhiran fonem yang sama, pemilihan lafadz yang digunakan , pemilihaan kalimat, dan sebagainya.
Dibawah ini adalah ayat penggambaran neraka dalam surah Al-Mulk ayat 6-11:
وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (6) إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ (7) تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ (8) قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ (9) وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ (10) فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ (11
“ Dan orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab: “Benar ada”, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”. Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. ” (QS. Al Mulk: 6-11)
Analisis Stilistika Alquran pada surah Al-Mulk ayat 6-11.
Fonologi
Fonologi merupakan bidang linguistik yang menyelidiki bunyi bunyi bahasa menurut Fungsinya. Bunyi bunyi bahasa pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu konsonan dan vokal. Konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada salah satu tempat di saluran suara diatas glotis (misalnya: b, c, dan d). Vokal adalahbunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaran pita suara, dan tanpa penyempitan dalam saluran suara di atas glotis (misalnya: a, e, i, o, u).
Dalam literatur Arab konsonan (showamit) terbagi tujuh bagian:
Plosif (صوامت الانفجارية) yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan penutupan pita suara, di belakangnya udara terkumpul, kemudian terjadi pelepasan. Huruf-huruf yang termasuk kelompok ini adalah ; ب, ت, ط, ض, ك, ق.
Nasal (صوامت عنفية ) yaitu bunyi bahasa ynag dihasilkan dengan keluarnya udara melalui hidung. Huruf-huruf yang termasuk kelompok ini adalah م, و
Lateral (صوامت منحرفة) yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan penutupan sebagian lidah. Huruf yang termasuk kelompok ini adalah ل
Getar (صوامت مكررة ) yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan deengan artikulator yang bergetar secara cepat. Huruf yang termasuk kelompok ini adalah ر
Fikatif (صوامت انتقاكية ) yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan penyempitan tempat keluar udara sehigga terjadi pergeseran. Huruf-huruf yang termasuk kelompok ini adalah : ف,ث,س,ص,ز,غ,ع
Plosif-Frikatif (صوامت انفجارية انتقاكية  ) yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan proses perpaduan antara plosif dan frikatif. Huruf yang termasuk kelompok ini و, يadalah ج
Semi vokal (اشبه الصوائت ) yaitu bunyi bahasa yang memiliki ciri vokal maupun konsonan, mempunyai sedikit geseran, dan tidak muncul sebagai inti suku kata. Huruf-huruf yang termasuk kelompok ini adalah ,و, ي

Sedangkan vokal (showait) terbagi dua bagian :
Vokal pendek (showait qosiroh) yaitu bunyi fathah, kasroh dan dhommah.
Vokal panjang (Showait thawilah) yaitu bunyi alif, wawu, dan ya yang dibaca panjang.

Dalam penelitian fonologi tersebut, terdapat efek dari fonologi terhadap makna. Dalam surah al-Mulk ayat 6-11 terdapat huruf alhir sama yaitu ra’. Huruf ra temasuk jenis konsonan Getar( صوامت مكررة ) . Konsonan getar merupakan bunyi bahasa yang dihasilkan dengan artikulator yang bergetar secara cepat. Dalam surah Al-Mulk ayat 6-11 menjelaskan tentang gambaran neraka. Bunyi seperti ini secara khusus dipilih untuk memberikan kesan peringatan secara cepat dan tegas tentang gambaran neraka yang nyata.
 Penggunaan Huruf Jer 

Penggunaan huruf lam pada lafadz لِلَّذِينَ berfaedah الاختصاص (mengkhususkan) yang berarti bahwa orang-orang yang kafir kepada Allah telah disediakan adzab yang khusus yaitu neraka jahannam.
Penggunaan huruf min dalam lafadz مِنَ الْغَيْظِ memberikan faedaah التعليل (sebab) , yang menerangkan bahwa neraka itumenjadi terpecah karena dimasuki oleh orang-orang kafir. Dalam surah ini, neraka yang menyala nyala di perumpamakan dengan الْغَيْظ (marah).

Deviasi
Ada dua prinsip utama yang berlaku dalam kode bahasa sastra, yaitu prinsip ekuivalensi atau kesepadanan dan prinsip deviasi atau penyimpangan.
Pemanfaatan atau pemilihan diantara kedua prinsip tersebut tergatung kepada pengaruh atau efek yang dikehendaki. Jika menghendaki keteraturan dan keselarasan kaidah bahasa maka prinsip ekuivalensi yang digunakan, namun jika menghendaki kesegaran dan ketidakjenuhan pembaca maka prinsip deviasi yang digunakan. Dan dalam suatu karya, kombinasi diantara keduanya sangat dibutuhkan.
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ

“ Hampir-hampir neraka itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan kedalamnya .  sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”
Dalam surah Al-Mulk ayat 3 , neraka menjadi terpecah-pecah saat dimasuki oleh orang-orang kafir dan menyebabkan neraka itu marah. penggunaan الْغَيْظ ini harusnya digunakan untuk seseorang (fulan). Lafadz الْغَيْظ disandingkan dengan neraka karena jika seseorang marah melampaui batas, hal disebabkan kemarahan terjadi di saat mendidihnya darah dalam jantung. Sedang darah itu, ketika mendidih menjadi besaarkah volumenya dari pada yang biasanya. Maka mengembanglah pembuluh darah diseluruh tubuh. Apabila kemarahan semakin hebaat, maka pembuluh-pembuluh darah pun semakin mengembang, sehingga sebagian pembuluh nyaris terputus dan terpisah dari pembuluh-pembuluh lain.

Gramatikal
Tujuan studi gramatikal adalah mendeteksi dan menganalisis kata atau kalimat yang ambigu, Stilistika itu sendiri merupakan salah satu disiplin ilmu yang menggunakan gramatikal sebagai salah satu pendekatannya. Hal ini akan lebih memperjelas pilihan dalam penggunaan bahasa.
Aspek Kata Keja
Kata kerja dalam tata bahasa Arab terdapat tiga baagian yaitufi’il madhi, fi’il mudhari, dan fi’il amr. Menurut Abu Sa’id as-Sairofi, Fi’il madhi adalah kata kerja yang diungkapkan setelah selesai qaktu pekerjaan. Sedangkan fi’il mudhari’ adalah kata kerja yang mengandung makna pekerjaan yang sedang dan akan dilaksanakan. Fi’il amr adalah kata kerja yang mengaandung perintah. Namun kebanyakan dalam Alquran banyak dijmpai penyimpangan dari aturan tersebut. Seperti pada ayat dibawah ini:

إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ

Para ahli tata bahasa Arab membagi kata kerja ke dalam tiga kelompok, yaitu fi’il madhi, fi’il mudhori’ dan fi;il amar. Dalam surah Al-Mulk pada ayat ke 7 menggunakan kata kerja bentuk madhi yang bermakna lampau. Padahal dalam ayat tersebut menggunakan kata أُلْقُوا(di lemparkan) fi’il madhi majhul yang  menjelaskan tentang orang-orang kafir yang dilemparkan ke neraka. Penggambaran tentang neraka tersebut tidak terjadi pada zaman dahulu, melainkan akan terjadi besok di akhirat. Kata kerja bentuk lampau yang digunakan untuk menyatakan peristiwa yang akan terjadi ini bertujuan untuk meyakinkan lawan bicara bahwasanya akan terjadi peristiwa yang amat besar yang membuat lawan bicara ragu terhadap kebenaran terjadinya. Atau bisa juga pelemparan orang orang kafir ke dalam neraka itu pasti terjadi, maka peristiwa tersebut seolah-olah sudah terjadi.
Pada ayat tersebut piliha kata kerja yang digunakan adalah تَفُورُ (mendidih) yang berbentuk fi’il mudhori’, yakni sebuah kata kerja yang digunakan untuk menyatakan peristiwa yang akan terjadi. Hal ini dapat diketaui dari penggunaan kata kerja sebelumnya yang menggunakan bentuk lampau .Kata kerja ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi neraka yang dimasuki oleh orang-orang kafir.
Kalimat Interogatif
Dalam khazanah sastra Arab, kalimat interogatif / pertanyaan dikenal dengan istilah al-jumlah al-istifhamiyah atau juga lazim di ebut istifham. Iatifham adalah kalimat yang ditujukan utuk meminta informasi tentang sesuatu yang belum diketahui oleh penuturnya. Lazimnya, kalimat pertanyaan didahului oleh salah satu kata berikt ini: hamzah , hal , ma , mata , ayyana, kaifa , aina , anna , kam , ayyu.
Dalam surah Al-Mulk ayat 3 terdapat lafadz yag didahului dengan kata tanya hamzah.
كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ
“sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”
Gaya pertanyaan seperti ini bukan pertanyaan yang benar-benar membutuhkan jawaban. Malaikat Malik dan malaikat Zabaniyah (tukang siska) sudah jelas-jelas mengetahui bahwa didunia ini telah diturnkan seorang nabi maupun rasul untuk memberikan perigatan kepada mereka. Pertanyaan ini dilontarkan dengan tujuan mencaci dan mengejek mereka.
Kesimpulan
Dalam Al-Quran terdapat berbagai penyimpangan dalam susunan maupun dalam pemilihan kata (diksi). Namun dibalik itu ada keindahan dan rahasia yang harus diketahui oleh setiap orang. Untuk mengetahui rahasia tersebut , maka harus menggunakan teori stilistika Al-Qur’an. Dalam surah Al-Mulk ayat 6-11 yang menjelaskan penggambaran neraka terdapat susunan gaya bahasa yang indah, seperti penggunaan kata kerja yang tidak sesuai, adanya deviasi, menggunakan sajak yang indah, dan sebagainya.



Daftar Pustaka
Harimurti, Kridalaksana. 1983. Kamus Linguistik. (PT. Gramedia: Jakarta).
Syihabuddin, qalyubi. 2009. Stilistika Alquran Makna di balik Kisah Ibrahim. (LkiS: Yogyakarta).
-----------------------------. Stilistika Al-Qur’an. (Titian Ilahi Press:Yogyakarta).1997.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan enzim katalase