Pengertian sejarah sastra


  • PENDAHULUAN

Sastra adalah bagian dari entitas budaya yang praktiknya tercemin dalam karya-karya sastra. Semua kebudayaan dan peradaban di dunia mengalami suatu periode perubahan yang mendalam, termasuk kebudayaan dan peradaban bangsa Arab dengan segala totalitasnya. Para penulis Arab telah banyak mewarnai peradaban manusia dengan keahlian dan kecakapan khas mereka dalam bersastra. Peradaban itu berkaitan dengan term kolektif untuk menunjukkan kondisisuatu masyarakat yang beradab. Di antara ciri masyarakat beradab itu adalah kemampuan mengkreasi budaya dan mewujudkannya dalam entitas budaya yang adiluhung. Dalam perjalanan sejarahnya, masyarakat Arab mampu mengkreasi budaya sehingga dapat mencapai tingkat peradaban yang tinggi, yang tercermin, antara lain, pada produk budayanya yang berwujud karya sastra berbentuk puisi, prosa, dan drama.
Sejarah sastra merupakan bagian dari studi sastra, yang terdiri dari kritik sastra dan teori sastra. Sejarah sastra memiliki peran besar dalam sastra. Karena sejarah sastra memiliki sumber-sumber dan rujukan yang paling banyak. Jika ingin mengkritik karya sastra, maka harus tahu sejarahnya dahulu. begitupun teori sastra. Teori sastra tidak akan muncul jika tidak ada sejarah sastra. Ketiga ilmu tersebut sangat berpengaruh dalam perkembangan studi sastra dari masa ke masa.
PENGERTIAN SEJARAH SASTRA
Dalam arti kesusastraan, adab (sastra) terbagi ke dalam dua bagian besar: al-adab al-wasfi (sastra deskriptif/non imajinatif/non fiksi) dan al-adab al-insya’i (sastra kreatif/fiksi). Al-adab al-insyai adalah ekspresi bahasa yang indah dalam bentuk puisi, prosa, atau drama dengan menggunakan bahasa yang mengandung estetikabentuk dan makna, sehingga mempengaruhi rasa dan pikiran penikmatnya. Al-adab al-insya’i ada tiga maacam : puisi, prosa, dan drama.  Al-adab al wasfiy sering disebut dengan al-ulum al-adabiyyah. Al-Adab al-wasfi terdiri dari tiga bagian yaitu: kritik sastra (naqd adab), teori sastra ( nazariyyah al-adab), dan sejarah sastra (tarikh adab). Kritik sastra adalah bagian adab-al wasfi yang memperbincangkan pemahaman, penghayatan, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra. Teori sastra ialah bagian adad al-wasfi yang membicarakan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsur-unsur yang membangun karya sastra, jenis-jenis sastra, perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa yang mereka namakan sastra dan cara mengkajinya. Sementara sejarah sastra ialah bagian al-adab al-wasfi yang memperlihatkan perkembangan karya sastra (kontinuitas dan perubahan sastra sepanjang sejarah, tokoh-tokoh, dan ciri-ciri masing-masing perkembangan tersebut.
Tarikh adab adalah ilmu yang mempelajari sastra dari segi perkembangan sejarah dan seni nya.Menurut Hafni Nashif sejarah sastra adalah  mendeskripsikan ucapan syair dan prosa dari setiap masa, dan menyebutkan keistimewaan penyair,khatib, penulis, pengarang, dan menjelaskan pengaruh ucapan mereka bagi orang sesudahnya, orang sebelumnya, dan sekitarnya. Oleh karena itu ilmu ini hanya mendiskripsikan atau menguraikan tentang sastra. Tidak hanya menunjukkan keindahan dan kejelekan namun mengamati dan mempertimbangkan tentang sastra.
Orang orang Arab hanya mengetahui studi sejarah ilmiah sastra pada  masa akhir-akhir  ini, ketika mereka berkumpul  dengan kebaangkitan orang orang barat dalam ilmu dan seni.  Adapun studi yang mereka pelajari di zaman dulu kebanyakan  adalah terjemah daripada sejarah sastra. Karena terjemahan ini bebas dari pengumpulan, pencampuran, pengaturan, dan penalaran. Kitab yang terkenal dan masih sampai sekarang adalah :
Thabaqat as-Syuara’ (Muhammad nin Salam al-Jumahiy) 845 M
As-Syi’r wa as-Syuara’ (Ibnu Qutaibah) 889 M
Qalaid al-‘aqyan wa Matmah al-Anfus (Fatih bin khaqan al-Andalusiy) 946 M
Mu’jam as-Syuara’ (Marzabaniy) 994 M
Yatimah ad-Dahr fi Syu’ara al Ashr (Abu Mansur as-Tsa’alibiy) 1037 M
Ad-Dakhirah fi Mahasin ahl al-Jazirah (Ibnu Bassam al-Andalusiy) 1037 M
Damiyah al-Qashr (Abu Hasan al-Bakhiraziy ) 1074 M
Salafah al-Ashr fi Mahasin as-Syuara’ bi kulli mishr (Shadr ad-Din al-Madaniy (Abad ke 11)
Raihanah al-Alubba ( Syihab ad-Din al Khafajiy) 1658 M.

Hana al-Fakhuriyyah membagi sejarah sastra ke dalam lima periodesasi, yaitu:
1.      Periode Jahiliyyah, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini dibagi atas dua bagian, yaitu masa sebelum abad ke-5, dan masa sesudah abad ke-5 sampai dengan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah (1 H/622 M).
2.      Periode Islam, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini berlangsung sejak tahun 1 H/622 M hinggga 132 H/750 M, yang meliputi: masa Nabi Muhammad SAW dan Khalifah ar-Rasyidin (1-40 H/662-661 M), dan masa Bani Umayyah (41-132 H/661-750 M).
3.      Periode Abbasiyah, perkembangan kesusastraan Arab pada masa ini berlangsung sejak 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M.
4.      Periode kemunduran kesusastraan Arab (656-1213 H/1258-1798 M), periode ini di mulai sejak Baghdad jatuh ke tangan Hulagu Khan, pemimpin bangsa Mongol, pada tahun 1258 M, sampai Mesir dikuasai oleh Muhammad Ali Pasya (1220 H/1805 M).
5.      Periode kebangkitan kembali kesusastraan Arab; periode kebangkitan ini dimulai dari masa pemerintahan Ali Pasya (1220 H/1805 M) hingga masa sekarang.
Ahmad Al-Iskandi dan Mustafa Anani dalam Al-Wasit Al-Adab Al-Arobiyah Wa Tarikhihi (1916:10) membagi periodesasi kesusastraan Arab ke dalam lima periode, yaitu:
1.      Periode Jahiliyah, periode ini berakhir dengan datangnya agama Islam, dan rentang waktunya sekitar 150 tahun.
2.      Periode permulaan Islam atau shadrul Islam, di dalamnya termasuk juga periode Bani Umayyah, yakni dimulai dengan datangnya Islam dan berakhir dengan berdirinya Daulah Bani Abbas pada tahun 132 H.
3.      Periode Bani Abbas, dimulai dengan berdirinya dinasti mereka dan berakhir dengan jatuhnya Bagdad di tangan bangsa Tartar pada tahun 656 H.
4.      Periode dinasti-dinasti yang berada di bawah kekuasaan orang-orang Turki, di mulai dengan jatuhnya Baghdad dan berakhir pada permulaan masa Arab modern.
5.      Periode Modern, dimulai pada awal abad ke-19 Masehi dan berlangsung sampai sekarang ini.

Ahmad al-Iskandari dan Musthafa ‘Anani dalam al-Wasith fi al-Adab al-‘Arabi wa Tarikhihi juga mengemukakan bahwa manfaat mempelajari sejarah sastra khususnya sejarah kesusastraan Arab, antara lain:
a.       Mengetahui sebab-sebab kemajuan dan kemunduran sastra, yang ditinjau ari segi agama, sosial, maupun politik.
b.      Mengetahui gaya-gaya (uslub) bahasa, cabang-cabang seninya, pemikiran-pemikiran penggunanya, dan istilah-istilah yang mereka ciptakan, perbedaan cipta rasa mereka dalam prosa dan puisi mereka, sehingga dapat memberikan wawasan baru kepada kita setelah mengkaji ilmu ini untuk membedakan antara bentuk-bentuk bahasa pada suatu masa dengan bentuk-bentuk bahasa pada masa yang lain.
c.       Mengenal dan mempejari tokoh-tokoh yang berpengaruh dari kalangan ahli bahasa dan sastra pada setiap masa, serta mengetahui sesuatu yang baik dan buruk yang terdapat dalam puisi dan prosa dalam karya-karya mereka, sehingga kita dapat meneladani contoh-contoh yang baik dan menjauhkan diri dari contoh-contoh yang tidak baik.
PERBEDAAN SEJARAH SASTRA DAN KRITIK SASTRA
Ketiga bagian ilmu sastra tersebut saling berkaitan dan ketergantunganantara satu dengan yang lainnya. Kritik sastra misalnya tidak akan mencapai sasaran apabila teori dan sejarah sastra tidak dijadikan landasan berpijak. Demikian pula dengan teori sastra dan sejarah sastra, karena teori sastra tidak akan pernah sempurna tenpa bantuan sejarah dan kritik sastra sepanjang zaman. Hal yang sama juga dalam sejarah sastra, karena sejarah sastra tidak bisa dipaparkan apabila teori dan kritik sastra tidak jelas.
Perbedaan antara sejarah sastra dan kritik sastra: kritik sastra merupakan upaya kegiatan yang berkaitan dengan menganalisis karya sastra dan memberi nilai terhadap karya sastra tersebut. Kritik sastra bukanlah alat yang digunakan sebagai pembantu dalam proses penganalisisan karya sastra, tetapi lebih mengarah pada proses penganalisisan karya sastra.
KESIMPULAN
Ada beberapa pengertian tentang sejarah sastra yaitu:
Sejarah sastra ialah bagian al-adab al-wasfi yang memperlihatkan perkembangan karya sastra (kontinuitas dan perubahan sastra sepanjang sejarah, tokoh-tokoh, dan ciri-ciri masing-masing perkembangan tersebut.
Tarikh adab adalah ilmu yang mempelajari sastra dari segi perkembangan sejarah dan seni nya.
Perbedaan antara sejarah sastra dan kritik sastra: kritik sastra merupakan upaya kegiatan yang berkaitan dengan menganalisis karya sastra dan memberi nilai terhadap karya sastra tersebut. Kritik sastra bukanlah alat yang digunakan sebagai pembantu dalam proses penganalisisan karya sastra, tetapi lebih mengarah pada proses penganalisisan karya sastra


DAFTAR PUSTAKA
Ahmad al-Iskandari dan Musthafa ‘Anani. 1916. Al-Wasith fi al-Adab al-‘Arabi wa Tarikhihi.Mesir: Darul Ma’arif.
Ahmad as-Syayib.1964. Usul an-Naqd al-Adabi. Kairo: Maktabah an-Nahdhah al-Misriyyah.

Hana, Al-Fakhury. 1986.Al-Jami’ fi Tarikh Al-Arabiy. Bairut: Dar Al-Jail.

Peursen, C.A. van. Fakta, Nilai, dan Peristiwa. 1990.P.T, Gramedia: Jakarta.
Rene Wellek dan Austin Warren. 1995.Teori Kesusastraan. Terjemahan oleh melani Budianta. Jakarta: Gramedia.

Weintraub, Karl 1. 1969. Visions ofCulture. University of Chicago Press, Chicago &London.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gambaran Neraka dalam Surah Al Mulk ayat 6-11 (Kajian Stilistika)

laporan enzim katalase